Oleh: Saprina Sandy Sudiyono, S.Pd. | Guru Bahasa Inggris di MTsN Kota Cimahi
Ribuan kali mengalami kegagalan, menistakan diri dalam prasangka berpanjangan, terimpit dalam jawaban yang belum didapatkan, menganggap Tuhan seakan-akan membiarkan diri sendirian. Laku diri mempertontonkan jutaan kekeliruan, sampai pada akhirnya, hidayah-Nya datang memeluk dengan hangat, tidak menyalahkan dan juga menghakimi, yang ia katakan hanyalah:
"Dan barang siapa yang
mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada
Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisa' 4 : 110)
***
Ada satu ruang dalam diri, ia
adalah cerminan jiwa, teman terdekat yang memberi makna atas apa yang
tersembunyi, seperti sabda Baginda Nabi, sebagai pengingat diri.
"Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh
ini ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh, ia
adalah hati.” (HR.Al- Bukhari)
***
Semua akan baik-baik saja, walau terkadang kita masih sulit menerima kenyataan. Namun, pada akhirnya kita pun tersadar akan hilang untuk kembali pulang.
Dunia penuh tipu daya, ramai oleh cerita drama. Apa yang dipertontonkan
kadang mengundang gelak tawa, terkadang tak elak menjadi sebuah tanda tanya, tempat
ujian seorang hamba, yang meyakini pembalasan atas apa yang dilakukan pasti
akan dimintai pertanggungjawabannya.
***
Hai, wanita..
Sebab, sebaik-baiknya perhiasan
dunia adalah wanita salihah. Jadilah bagian dari perhiasan dunia itu
***
Tekanan hidup yang dilalui hamba Tuhan terkadang membuat mental rusak, kewarasan
terabaikan, brutal melebihi tingkah hewan ganas juga liar sekalipun.
Itulah manusia yang hidup dalam terkikisnya iman, membuatnya lupa bahwa tuhan selalu ada di dekatnya,
semoga bukan kita yang ada di dalamnya.
Janganlah terus kau ratapi laramu, selalu ada bintang di balik gelapnya
awan, juga akan ada pelangi setelah derasnya hujan, sudah menjadi kepastian
selalu ada bahagia setelah dukamu. Hidup
itu hanya ada diantara syukur dan kufur. Ketika syukur hilang, yang timbul
adalah hidupmu yang dipenuhi rasa kufur atas segala nikmat, begitu pun
sebaliknya. Maka, manakah yang menjadi pilihanmu, Kawan?
***
Si bijak mengatakan sejauh apa pun kita berlari mengejar dunia garis finisnya tetaplah kematian. Namun, kita sering lupa bahwa terlalu banyak dosa yang menumpuk membuat terbuai dalam dekapan fananya dunia. Tangis, rasa sakit yang kamu rasakan hari ini, akan menjadi kebahagiaan di hari esok. Tak perlu kamu merasa kecil di hadapan manusia, dan janganlah merasa besar di atas yang lain.
***
Setiap dari kita memiliki getir pahitnya ujian kehidupan, bentuknya tak
sama, akan tetapi, mampu membuat getar kecintaan kita pada sang Pencipta tumbuh
membaur dalam diri yang terkadang merasa angkuh.
***
Mendung memang bukan berarti akan turunnya hujan, begitu pun dengan
ujian dan sakit yang kamu rasakan hari ini, mungkin semua kau anggap berat,
tetapi jika ikhlas menerimanya ia akan menjadi penghapus atas dosamu. Yakinlah,
seperti Tuhan menciptakan pelangi setelah hujan, seperti itu juga ia akan
memberi warna di setiap perjalananmu.
Suara nyanyian alam, menggema di antara hujan yang datang menyirami di
gelapnya sepertiga malam, bertasbih menyebut nama-Nya,di antara doa-doa hamba
yang mengemis kasih pada Pencipta, berharap semoga segala doa termakbulkan.
***
Dosa-dosa dan kesalahan di masa lalu selalu terbayang, ketakutan diri
sebagai seorang pendosa.
Sunyi membuatnya paham, lalu ia bertanya pada diri yang diselimuti dosa
itu, mungkinkah tobatnya masih diterima? Mampukah ia merengkuh jalan
hidayah-Nya, berlabuh pada keridaan Rabb, di sisa umur yang masih diberi.
Pendosa itu adalah aku, mungkin juga kamu yang selalu merangkai
kata-kata kebaikan, tetapi tidak pernah sebaik rangkaian aksara yang dibuat
selama ini.
____
Tulisan ini merupakan salah satu tulisan dalam buku Antologi dengan judul "Quotes Titian Hikmah" bersama Komunitas Nulis bareng RAI (Rumah Antologi Indonesia)
____
Saprina Sandy- adalah nama pena dari Saprina Sandy Sudiyono S.Pd
Wanita kelahiran Kota Cimahi pada 37 tahun
silam ini, mengisi hari-harinya selain sebagai seorang ibu dari tiga
orang buah hati, tenaga pengajar bidang studi Bahasa Inggris di MTs Negeri Kota
Cimahi, dan juga pemilik dari produk camilan dengan merek dagang Bakulan Cikgu Sandy. Hobinya menulis sudah
dilakukannya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, ini adalah buku
antologi quotes keduanya Bersama team RAI. Menulis baginya bukan untuk
menghebatkan diri. Akan tetapi, menulislah untuk memahami mengapa Tuhan
memberikan lakon dan berada di dunia. Penulis dapat di sapa melalui surel
Instagram dan facebook nya @saprina_sandy.